Menyembuhkan Luka Luar
Daun waru mempunyai khasiat lain untuk membantu menyembuhkan luka. Daun waru memiliki sifat antiseptik, sehingga dapat membunuh kuman. Alhasil, dapat meredakan penyakit kulit dan menyembuhkan luka. Akan tetapi, masih belum terdapat penelitian yang menunjukkan efektivitas daun waru terhadap jenis penyakit kulit apa saja yang dapat diobati oleh tanaman waru ini
Meredakan Demam, Flu dan Batuk
Daun waru dipercaya dapat membantu meredakan demam, flu, dan batuk. Caranya, daun waru direbus dengan gula batu yang kemudian air rebusannya tersebut dapat diminum.
Untuk mendapatkan khasiatnya, rebus 10-15 lembar daun waru yang sudah dicuci bersih sebelumnya. Lalu, rebus daun tersebut dengan 3 gelas air dan tunggu hingga mendidih sampai tersisa 1/4 gelas saja.
Daun waru memiliki khasiat yang dapat mengobati bisul. Adapun caranya, yaitu dengan menggunakan 5-10 lembar daun waru yang sudah dicuci bersih. Lalu, tumbuk daun hingga halus dan kemudian oleskan pada kulit yang ditumbuhi bisul.
Daun waru ini dipercaya dapat membantu mempercepat kesembuhan bisul, karena memiliki sifat antibakteri dan anti peradangan.
Pohon Waru sebaiknya ditanam di mana?
Pohon waru disarankan untuk ditanam di daerah pantai, di mana pohon ini sering terdapat di daerah tropik dan tumbuh berkelompok di pantai berpasir atau daerah pasang surut.
Menyehatkan Rambut
Daun waru memiliki kandungan senyawa saponin dan flavonoid yang membuat daun waru digunakan sebagai salah satu komponen pembuatan sampo. Senyawa saponin dapat memberikan busa alami yang bisa menjadi bahan pencuci rambut, sedangkan flavonoid dapat membunuh bakteri dan virus. Berdasarkan hal tersebut, sampo dari daun waru ini dapat mempercepat pertumbuhan rambut dan mencegah kerontokan.
Pohon Waru (Hibiscus tiliaceus) adalah jenis tumbuhan kapas-kapasan yang dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah dan berbagai tempat.
Ciri-ciri Morfologi Pohon Waru
Pohon Waru mempunyai beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari tumbuhan lain. Adapun beberapa bentuk morfologi dan ciri-ciri pohon waru, yaitu sebagai berikut:
Akar pohon waru berbentuk tunggang dan berwarna putih kekuningan. Akar waru disukai oleh masyarakat, karena akarnya tidak dalam sehingga tidak merusak jalan dan bangunan di sekitarnya.
Pohon waru (Hibiscus tiliaceus) memiliki batang yang mampu tumbuh mencapai 5-15 meter. Karakteristik dari batang waru, yaitu memiliki kayu yang keras, berbentuk bulat, bercabang banyak, dan berwarna coklat. Batang pohon waru mengikuti kondisi tanah, dimana jika tanah berada di daerah subur maka batangnya akan lurus. Sedangkan, jika pada tanah yang kurang subur maka batangnya cenderung tumbuh membengkok.
Batang kayu waru biasanya dimanfaatkan sebagai peneduh di pekarangan, kayu sebagai perkakas rumah tangga dan pembuatan rangka bangunan.
Daun waru merupakan bagian dari pohon waru yang memiliki banyak manfaat, khususnya untuk kesehatan. Daun dari pohon waru memiliki karakteristik bertangkai, termasuk jenis daun tunggal, dan berbentuk jantung atau bundar telur dengan diameter sekitar 19 cm. Daun tanaman ini memiliki tulang berwarna hijau di bagian bawahnya dan terdapat rambut abu-abu rapat.
Bunga waru memiliki tandan sebanyak 2-5 kuntum bunga yang daun kelopak tambahannya bertaju sekitar 8-11 bunga. Bunga waru ini berwarna kuning sampai jingga muda dengan noda ungu pada pangkal mahkota bagian dalamnya.
Daun mahkota bunga tanaman waru berbentuk seperti kipas yang berkuku pendek dan lebar. Pada saat bunga mulai tua, warna dari bunga waru ini akan mengalami perubahan menjadi kuning kemerah-merahan dan akhirnya menjadi merah.
Buah pada pohon waru memiliki karakteristik berbentuk bulat seperti telur, berambut lebat. Selain itu, buah waru memiliki lima ruang dengan panjang sekitar 3 cm, memiliki bakal biji di setiap buah yang berjumlah banyak dan buahnya berwarna coklat muda.
Baca juga: 10+ Manfaat Pohon Bambu bagi Lingkungan, Manusia, dan Kesehatan
Pohon waru memiliki banyak manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Adapun manfaat pohon waru yaitu dapat menjadi tanaman peneduh dan tanaman pelindung abrasi di daerah pesisir.
Waru berperan sebagai tanaman peneduh lantaran pohon ini memiliki batang dan daun yang banyak, sehingga dapat menahan pancaran sinar matahari yang membuat berada dibawah pohon ini menjadi lebih sejuk. Pohon waru juga dimanfaatkan sebagai tanaman pelindung karena memiliki kemampuan bertahan yang tinggi. Maksudnya, toleran terhadap kondisi kering dan kondisi tergenang, sehingga kuat untuk menahan terpaan ombak.
Daun dari pohon waru sendiri mempunyai banyak manfaat, khususnya pada kesehatan. Pada zaman dahulu, daun waru dimanfaatkan dan dikenal oleh nenek moyang kita sebagai obat tradisional. Masyarakat bahkan telah memakan dan mengolah daun waru untuk mengobati beberapa penyakit. Beberapa manfaat daun waru bagi kesehatan manusia antara lain:
Menyehatkan Saluran Pencernaan
Daun waru mengandung zat musilago dan antimikroba yang dapat melapisi dinding saluran pencernaan. Zat tersebut dapat melapisi tenggorokan sehingga tidak rentan mengalami luka maupun radang.
Daun waru juga memiliki antioksidan yang dapat melindungi bagian dinding mukosa lambung agar tidak mengalami gangguan fungsi karena asam lambung naik. Dapat diketahui juga jika daun waru memiliki manfaat untuk mengobati diare berdarah dan amandel yang membengkak.
Klasifikasi Pohon Waru
Taksonomi Pohon Waru (Hibiscus tiliaceus) sebagai berikut:
Pohon waru mempunyai beragam manfaat masyarakat. salah satunya dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Penasaran dengan pohon waru? Berikut penjelasan mengenai klasifikasi taksonomi, ciri-ciri dan manfaatnya secara lengkap, yuk simak!
Pohon Waru (Hibiscus tiliaceus) adalah jenis tumbuhan kapas-kapasan yang dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah dan berbagai tempat. Tanaman waru ini juga merupakan salah satu tanaman herbal yang tumbuh subur di Indonesia, yang mana memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Oleh sebab itu, tanaman waru sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Dari zaman dahulu, nenek moyang kita telah menggunakan tanaman waru sebagai obat-obatan tradisional. Adapun beberapa penyakit yang bisa disembuhkan oleh tanaman waru, yaitu akarnya dapat dijadikan pendingin untuk menangani demam, daunnya dijadikan sebagai obat batuk, diare, dan amandel.
Oh iya, bunganya juga bisa digunakan sebagai obat masuk angin dan sudah didukung oleh penemuan beberapa ahli yang menyatakan tanaman waru memiliki zat emolien, protein, serta zat tanin (Savenny dan Dilliarosta, 2020).
Selain memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, pohon waru juga sering dimanfaatkan sebagai pohon peneduh jalan maupun pantai. Masyarakat lokal sendiri sangat menyukai tanaman ini, karena memiliki pertumbuhan akar yang tidak merusak bangunan dan jalanan di sekitarnya. Serta, manfaatnya yang besar bagi kesehatan masyarakat dan menghasilkan bunga berwarna kuning cerah yang indah.
Pohon waru disarankan untuk ditanam di daerah pantai, di mana pohon ini sering terdapat di daerah tropik dan tumbuh berkelompok di pantai berpasir atau daerah pasang surut. Pohon waru di daerah pantai dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh, dan pagar hidup atau pemecah angin di sepanjang tepian pantai untuk menahan abrasi (Kinho et al., 2011).
Pohon waru termasuk kedalam genus Hibiscus, yang mana memiliki banyak jenisnya. Adapun beberapa jenis pohon waru selain (Hibiscus tiliaceus), yaitu seperti: Waru Gunung (Hibiscus similis), Waru Lanang (Hibiscus macrophyllus), Waru Landak (Hibiscus mutabilis), dan Waru Laut (Thespesia populnea). Perbedaan dari berbagai jenis pohon waru ini terletak pada bentuk pohon dan daunnya.
Waru gunung memiliki kelenjar tulang daun yang lebih jauh dari pangkal, sedangkan waru landak daunnya berdekatan dengan pangkal dan memiliki ukuran daun yang lebih kecil dari pada jenis daun waru lainnya.
Tanaman waru sendiri berasal dari daerah tropik di Pasifik barat, yang sekarang sudah tersebar luas di seluruh wilayah Pasifik. Tanaman ini dikenal dengan berbagai nama, yaitu seperti hau (bahasa Hawaii), purau (bahasa Tahiti), beach Hibiscus, Sea Hibiscus, atau Coastal Cottonwood (bahasa Inggris).
Sementara, di Indonesia tanaman ini memiliki banyak nama, seperti: baru (Gayo, Belitung, Madura, Sumba, Sumatera); waru (Sunda, Jawa, Bali, Bugis), haru, faru (aneka bahasa di Maluku); dan lain-lain.
Baca juga: 10+ Pohon Peneduh Rumah yang Cocok untuk Halaman
Adakah efek samping daun waru?
Meskipun daun waru terkenal akan banyak manfaatnya bagi kesehatan, tetapi mengkonsumsi daun waru juga dapat menimbulkan efek samping. Diharapkan kepada ibu-ibu yang sedang hamil dan menyusui untuk menghindari mengkonsumsi daun waru. Sebab, dapat memicu keguguran pada ibu hamil dan kurang baiknya campuran daun waru pada ASI. Pastikan sebelum mengkonsumsi daun waru, anda sudah berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu.
Penulis: Rayhand Arif Ferdian
Referensi dan rujukan yang digunakan dalam tulisan ini adalah:
Dilliarosta, S. (2020). Pemahaman Pemahaman Masyarakat Pantai Gajah Kelurahan Air Tawar Barat terhadap Pemanfaatan Pohon Waru. SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching, 3(1), 1-6.Indra, R. (2021). Ini 3 Manfaat Daun Waru Untuk Mengatasi Asam Lambungmu. . Diakses pada tanggal 14 November 2022.Kinho, J., Arini, D. I., Tabba, S., Kama, H., Kafiar, Y., Shabri, S., & Karundeng, M. C. (2011). Tumbuhan obat tradisional di Sulawesi Utara jilid i. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado.Lestari, K. (2020). 8 Manfaat Daun Waru Untuk Kesehatan dan Efek Sampingnya. SehatQ. https://www.sehatq.com/artikel/manfaat-daun-waru-yang-akan-membuat-anda-kagum. Diakses pada tanggal 14 November 2022.Mulyani, H., Widyastuti, S. H., & Ekowati, V. I. (2016). Tumbuhan herbal sebagai jamu pengobatan tradisional terhadap penyakit dalam serat primbon jampi jawi jilid I. Jurnal Penelitian Humaniora, 21(2), 73-91.Savenny, D. U., & Dilliarosta, S. (2020). Konservasi Alam Mengenai Pohon di Daerah Padang. SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching, 3(1), 19-29.Susanto, W., Soendjoto, M. A., & Zaini, M. (2019). Kajian struktur populasi waru (Hibiscus tiliaceus) di Kawasan Hutan Pantai Tabanio Kabupaten Tanah Laut AUT. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah. (Vol. 4, No. 3, pp. 618-621).Suwandi, Rina Laksmi H. (2014). Perbanyakan Vegetatif Dan Penanaman Waru (Hibiscus tiliaceus). IPB Press: Bogor.Rahayu, M. I. (2020). 12 Manfaat Daun Waru Untuk Kesehatan dan Kecantikan. DokterSehat. https://doktersehat.com/herbal-a-z/pengobatan-alternatif/manfaat-daun-waru/. Diakses pada tanggal 14 November 2022.
Penjelasan umum tentang Bonsai Waru
Daun bertangkai dan berbentuk hati dengan diameter 15 – 20 cm. Bunga berwarna kuning dengan diameter sekitar 10 cm yang terdiri dari lima pias dan intinya berwarna ungu. Buahnya lonjong dengan ujung lancip yang terdiri dari lima kotak yang berisi banyak biji kecil. Waru banyak dipakai sebagai pohon peneduh jalan ataupun pematang sawah. Kulit waru berwarna coklat muda dan berangsur makin menua dengan bertambahnya usia dengan tekstur berbintil yang kasar setelah tua. Karena daunnya yang besar, semula waru tidak dimanfaatkan sebagai bonsai, baru kemudian di sekitar tahun 2000 setelah melihat bonsai Waru dari Taiwan dengan daun yang sangat kecil, barulah Waru dipakai sebagai bahan bonsai. Ada beberapa jenis Waru, yaitu Waru lokal biasa, yang berdaun kemerahan dan Waru bibit dari Taiwan yang berdaun sedikit lebih tebal. Waru bibit India kemungkinan adalah bibit dari Taiwan yang dibawa ke India dan kemudian dibawa ke Indonesia. Yang terang daun waru taiwan atau India sedikit lebih tebal dari waru lokal.
Copyright @ 2024 detikcom. All right reserved
Selamat datang Di Forum VIP Pohon4D , Informasi mengenai kendala Login dan Info terupdate terkhusus pengguna VIP Pohon4D.Minimal Dp : 10RBMinimal Withdraw : 50RB Link Alternatif : https://pohon4dsanur.id/
You are invited to the group POHON VIP. Click above to join.
TKB0 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 0 (nol) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo;
TKB30 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo;
TKB60 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 60 (enam puluh) harikalender terhitung sejak jatuh tempo;
TKB90 adalah ukuran tingkat keberhasilan Penyelenggara dalam memfasilitasi penyelesaian kewajiban Pendanaan dalam jangka waktu sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak jatuh tempo;